Oleh; Mochammad Hisan
Adalah Pejuang Hak Asasi Manusia dan Ibu Negara Amerika Serikat Tahun 1933-1945 –Eleanor Roosevelt– istri Franklin Delano Roosevelt mengatakan “masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan impian mereka”. Mimpi indah dan harapan, menjadi kampus unggul dan inovatif masa depan harus dimiliki oleh seluruh keluarga besar IAIM Lumajang. Mimpi dan harapan adalah dua hal penting untuk menumbuhkan spirit, motivasi dan inspirasi dalam hal apapun termasuk dalam mengelola IAIM Lumajang.
Penulis berkeyakinan, setiap individu dalam keluarga besar IAIM Lumajang memiliki mimpi dan harapan, dosen, mahasiswa, wali mahasiswa, yayasan dan stakeholder lainnya. Karenanya penting untuk diakomodir, diagregasi serta diajak berdinamika tentang mimpi dan harapannya agar menjadi mimpi bersama, menjadi mimpi yang bisa ditindak lanjuti dengan program strategis dan bisa diterjemahkan dalam pengelolaan dan pengembangan IAIM Lumajang masa masa depan. Bukankah “mimpi” akan menjadi indah ketika bisa terwujud dalam dunia nyata (tarajji), sedangkan yang terngiang-ngiang dalam ruang imajinasi tidak lebih dari sekedar angan-angan belaka (tamanni).
Sudah menjadi pemahaman bersama, mimpi dan harapan indah bisa menjadi kenyataan, bila disertai dengan tata menejemen yang baik (nidlom) dan komitmen melaksanakan. Tidak sedikit mimpi dan harapan indah tidak tercapai karena tidak disertai dengan tata menejemen yang baik seperti yang diperingatkan oleh Sayyidina Ali Karramallu Wajhah. Karenanya, penting untuk merumuskan sistem menejemen, agar mimpi dan harapan bisa tercapai dengan baik. Misalnya IAIM Lumajang bermimpi menjadi kampus pesantren bereputasi unggul skala Kawasan asia tenggara tahun 2045, maka tahapan-tahapan menuju kampus unggul sebagai prasyarat wajib perlu dirumuskan, perlu didiskusikan, perlu disepakati dan dilaksanakan bersama oleh semua stakeholder IAIM Lumajang sesuai dengan kewenangan, tugas pokok dan fungsi masing-masing.
Memang pasca beralih bentuk menjadi Institut Agama Islam Miftahul Ulum -IAIM Lumajang, perguruan tinggi ini banyak memerlukan konsolidasi pemikiran, konsolidasi program, konsolidasi prestasi untuk peningkatan kualitas layanan semua bidang agar bisa menghasilkan lulusan (out-put) yang meletakkan prinsip “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya” sebagai prinsip utama ketika terjun ditengah-tengah masyarakat.
Konsolidasi Pemikiran dan Program
Institut Agama Islam Miftahul Ulum -IAIM Lumajang sebagai perguruan tinggi keagamaan yang terintegrasi dengan Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Jatiroto Lumajang dalam berkhidmat melalui jalur Pendidikan memiliki kekhasan (distingsi) tujuan, pedoman dan langkah-langkah yang berbeda dengan perguruan tinggi lainnya ibarat sama-sama bertujuan berkunjung ke Kantor Kementerian Agama, siapa yang akan ditemui, keperluannya apa, menggunakan transportasi apa dan lain sebagainya, pasti berbeda-beda.
Dalam penentuan tujuan IAIM Lumajang diperlukan konsolidasi pemikiran semua stakeholder yang terlibat, yayasan sebagai badan pengelola, struktural dan dosen IAIM Lumajang sebagai pelaksana, mahasiswa dan masyarakat sebagai penerima layanan dan penerima manfaat. Karenanya, penulis dan sahabat-sahabat struktural IAIM Lumajang memulai ikhtiar dengan kegiatan konsolidasi pemikiran dan program yang dikemas dalam workshop Rencana Induk Pengembangan (RIP) IAIM Lumajang hingga tahun 2045. Meskipun ada yang memberikan komentar “kalau sekarang kita berusia 40 tahun, ketika tahun 2045 maka tidak menutup kemungkinan kita sudah tiada (mati)”, dalam pandangan penulis, tidak ada masalah. Karena mimpi ini ibarat tour guide dalam penguatan dan pengembangan IAIM Lumajang yang bisa diwariskan pada generasi mendatang.
Nara Sumber kegiatan ini adalah Prof. Dr. Nur Syam, M.Si, Guru Besar UIN Sunan Ampel Surabaya yang memberikan ulasan langkah-langkah konseptual dalam menyusun RIP, peluang dan tantangan terutama yang dihadapi dan akan dihadapi Perguruan Tinggi Islam Swasta berbasis Pondok Pesantren seperti IAIM Lumajang. “metode penyusunan RIP harus SMART (Spesicific, Measurable, Relevant dan Time-Bound)”, ungkap Prof. Nur Syam, M.Si memberikan masukan pada draft RIP yang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh tim IAIM Lumajang.
Citra Diri Kampus Pesantren
Perguruan tinggi yang terintegrasi dengan Pondok Pesantren adalah citra diri IAIM Lumajang dan sangat penting untuk diterjemahkan dalam kebiasaan sehari-hari oleh seluruh keluarga besar IAIM Lumajang. Untuk memulainya, unsur struktural dan dosen (tenaga pengajar) membuat kebiasaan kegiatan Khotmil Qur’an dalam rentang waktu satu minggu sekali dan pembacaannya diserahkan pada masing-masing individu dan setelah dirampungkan, pembacaan doa Khotmil Qur’an akan dipandu oleh satu orang secara virtual.
Kegiatan ini dilakukan disamping sebagai upaya menumbuhkan dan menempatkan Al-Qur’an sebagai gaya hidup (life style) sehari-hari keluarga besar IAIM Lumajang, juga berharap syafaat dan barokah Al-Qur’an dalam mempermudah, memperlancar dan memberikan pertolongan dalam upaya penguatan serta pengembangan IAIM Lumajang di masa mendatang.
Disamping membiasakan dengan Khotmil Qur’an, kebiasaan-kebiasaan Islam Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah yang terintegrasi dengan kegiatan pondok pesantren menjadi kewajiban yang harus dilakukan seperti sholat berjamaah, pembacaan sholawat, dzikir malam (gerak batin; red) dan lain sebagainya. Wallahu A’lam Bishawab