Oleh; Mochammad Hisan
Masa liburan bulan maulid Nabi Muhammad SAW tahun 2025 M / 1447 Hijriyah, Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul Kecamatan Jatiroto Kabupaten Lumajang yang dimulai pada tanggal 1 September hingga 14 September 2025 bertepatan tanggal 8 Rabiul Awal – 21 Rabiul Awal 1447 Hijriyah tidak serta merta menjadi hari libur dari aktivitas belajar, melalui wadah forum alumni, Ikatan Santri dan Alumni Pondok Banyuputih Kidul (IKSABA), kegiatan kajian keilmuan keagamaan (tafaqquh fiddin) dilaksanakan didaerah perwakilan alumni berbagai tingkatan.
Di daerah yang memiliki anggota banyak, kegiatan daurah ilmiah dilaksanakan ditingkat kecamatan seperti di Kabupaten Lumajang dan Jember. Sementara daerah yang memiliki anggota sedikit seperti probolinggo, Surabaya, sampang dan pamekasan madura, kegiatannya dilaksanakan ditingkat Kabupaten/Kota. Dan untuk daerah yang minim alumni dan santri seperti sidoarjo, Gresik Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, Kaltim, Kalbar, Papua dan daerah lainnya, mengikuti ke daerah yang lebih representatif. Agar tidak berbenturan antara satu perwakilan dengan perwakilan daerah lainnya, waktu pelaksanaannya diatur secara bergantian. Misalnya di konsulat Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang pada hari kelima, maka konsulat lainnya diatur pada hari dan tanggal yang berbeda.
Tempat pelaksanaannya-pun tidak berada dihotel, tidak juga digedung yang megah, namun didekatkan dengan rumah-rumah basis anggota, masih dengan pola yang sederhana dan tidak makan banyak biaya. Biasanya panitia pelaksana, sewa terop plus satu paket dengan panggungnya. Panggung dan terop didirikan dilokasi yang agak luas untuk menampung para peserta kegiatan. Panggung dipergunakan untuk menampilkan rangkain acara selama proses pelaksanaan kegiatan, sedangkan dibawah terop diberi alas tikar, hambal, karpet maupun lainnya agar para peserta bisa duduk khidmat mengikuti rangkain kegiatan.

Bagaimana dengan konsep kemasan kegiatannya? Berbeda dengan kegiatan pengajian keagamaan yang biasa dilaksanakan untuk memperingati Maulid Nabi SAW maupun peringatan-peringatan Hari Besar Islam (HBI) yang mendatangkan penceramah atau pendakwah. Pada kegiatan daurah ilmiah ini, kajiannya sangat tematik, kasuistik, sistematik dengan mempergunakan berbagai sumber rujukan kitab klasik (turast) yang biasa dijadikan rujukan pondok pesantren di Indonesia.
Alumni yang memiliki kompetensi dalam bidang kajian yang dibahas dihadirkan untuk menjadi mitra para peserta dalam memahami, menganalisa dan menjelaskan duduk persoalan keagamaan yang sedang dibahas. Bisa saja ada dialog, tanya jawab, diskusi atau perdebatan untuk memperdalam masalah dan menemukan titik temu pemahaman keagamaan dengan pendekatan kitab klasik (turost). Dalam kegiatan daurah ini, perdebatan adalah hal itu biasa ditemukan karena memang dari segi pengertian, dauroh adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengkaji, menganalisa masalah sosial keagamaan, memperdalam dan meningkatkan kadar pemahaman keagamaan (tafaqquh fiddin) secara ilmiah.
Dauroh merupakan salah satu aktivitas yang sangat penting dalam menumbuhkan sikap ilmiah dalam beragama. Bukankah Islam adalah agama ilmu? KH. Said Agil Siradj yang lebih dikenal dengan panggilan Kang Said menyatakan, Islam adalah agama ilmu, agama intelektual, agama kemajuan dan agama peradaban. Banyak karya-karya ilmu dari para cendekiawan muslim tempo dulu yang menjadi bukti tak terbantahkan bahwa agama Islam adalah agama ilmu, baik dalam bidang ilmu fiqh, aqidah, tafsir, linguistic, ilmu matematika, kedokteran dan lain sebagainya. Pun, dengan karya ilmu, karya pengetahuan para ulama terdahulu itu mengantarkan Islam pada puncak kejayaan era keemasan abad pertengahan.
Selain bukti-bukti sejarah banyak dali-dalil Al-Qur’an maupun hadist yang menunjukkan pentingnya menanamkan ilmu dalam setiap aktivitas keberagamaan kita. Surat Al-Mujadilah ayat; 11 misalnya menjelaskan bahwa Allah akan memberikan derajat pada orang-orang yang berilmu. Kemudian Surat Az-Zumar ayat 9 memberikan penjelasan garis demarkasi antara orang yang berilmu dengan yang tidak berilmu.
Hal diatas, sejalan dengan pelajaran yang bisa diambil dari setiap momentum kegiatan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW hingga diutusnya, yakni menuntun umat manusia dari jalan kebodohan (jahiliyah) menuju era ilmu pengetahuan, minadh-dhulumat ilan-nuur.
Akhirnya, selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi wa Sallam 1447 Hijriyah semoga kita selalu mendapatkan syafaatnya. Selamat berdaurah Ilmiah sahabat-sahabat Santri dan Alumni Pondok Pesantren Miftahul Ulum Banyuputih Kidul dan semoga kita bisa menjadi umat beragama yang berilmu. Amin

