Selasa, Agustus 19, 2025

Cerita Kak Cik, Mengelola Lembaga Pendidikan, Sosial dan Ekonomi Rumah Anak Yatim

Namanya Siti Nor Afiqoh, Ia biasa dipanggil Kak Cik, perempuan hebat ini adalah pengelola lembaga pendidikan, sosial dan ekonomi rumah anak yatim Asnaf As Solihin di Kanchong Darat, Banting Selangor, Malaysia. Bersama ayahandanya, Abi Mulyana, Kak Cik membesarkan, merawat dan menjamin masa depan anak yatim di Asnaf lewat pendidikan.

Sabtu, 16 Agustus 2025 , kami berkesempatan ngobrol dengan Kak Cik, Ia menceritakan bagaimana perjalanan mendirikan Asnaf hingga mendapat pengakuan dari kerajaan.
 
Profil Rumah Anak Yatim dan Asnaf

Rumah Anak Yatim dan Asnaf Kanchong Darat, Banting, Selangor, Malaysia didirikan pada tahun 2010 oleh Abi Mulyana bersama istrinya. Pada tahun 2012, rumah ini mendapatkan pengakuan resmi dari pihak kerajaan melalui pendaftaran pada instansi terkait. Pada masa awal, pengelolaan rumah sepenuhnya dipimpin oleh Abi Mulyana. Namun sejak tahun 2018, kepemimpinan dan pengelolaan beralih kepada anak-anaknya. Hingga kini, Rumah Anak Yatim dan Asnaf masih berada dalam tahap pertumbuhan, baik dari segi fasilitas, program, maupun jumlah penerima manfaat.

Di Malaysia menggunakan istilah “Rumah Anak Yatim dan Asnaf”, berbeda dengan di Indonesia yang lebih umum menggunakan istilah yayasan sosial atau panti asuhan. Perbedaan ini terletak pada cakupan penerima manfaat. Di Indonesia, fokus utamanya adalah anak yatim atau yatim piatu, sedangkan di Malaysia selain anak yatim juga mencakup asnaf, yaitu delapan golongan penerima zakat sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an (QS. At-Taubah: 60). Dengan demikian, Rumah Anak Yatim dan Asnaf di Malaysia dapat dipandang setara dengan yayasan sosial atau panti asuhan di Indonesia, meskipun dengan cakupan yang lebih luas.

Jumlah Anak Asuh dan Penerima Manfaat

Saat ini Rumah Anak Yatim dan Asnaf Kanchong Darat membina sekitar 40 anak asuh. Jumlah tersebut terdiri dari anak yatim dan anak dari kalangan Asnaf lainnya. Berdasarkan kebijakan internal keluarga pengelola, komposisi ideal ditetapkan secara seimbang, yaitu 20 anak yatim dan 20 anak bukan yatim (Dari keluarga fakir miskin atau golongan Asnaf lainnya). Ketentuan ini tidak bersifat mutlak, sebab apabila salah satu kategori berjumlah lebih sedikit, rumah tetap membuka kesempatan bagi anak-anak yang membutuhkan.

Kebijakan keseimbangan ini bukan merupakan peraturan dari pemerintah, melainkan bagian dari strategi keluarga pendiri dalam menjaga distribusi manfaat yang adil. Dengan demikian, baik anak yatim maupun anak dari kalangan asnaf lainnya memperoleh kesempatan yang sama untuk mendapatkan pembinaan pendidikan, sosial, dan ekonomi di rumah tersebut.

Asal Tempat tinggal anak Asnaf

Anak-anak asuh di Rumah Anak Yatim dan Asnaf Kanchong Darat berasal dari berbagai daerah di Malaysia. Mayoritas anak berasal dari wilayah Selangor, mengingat lokasi rumah tersebut berada di daerah Banting, Selangor. Namun, terdapat pula anak asuh yang datang dari luar Selangor, seperti dari Johor, Perak, dan beberapa negeri lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa lembaga ini tidak hanya menampung anak-anak dari lingkungan terdekat, tetapi juga menerima anak-anak dari luar daerah yang membutuhkan pembinaan.

Proses Penerimaan Anak Asuh

Rumah Anak Yatim dan Asnaf Kanchong Darat membuka peluang bagi siapa pun anak yang membutuhkan pembinaan, termasuk mereka yang berasal dari keluarga bermasalah. Namun, setiap anak yang diterima harus melalui proses perjanjian resmi antara pihak rumah dan pihak keluarga atau wali. Dalam perjanjian tersebut ditegaskan bahwa selama anak tinggal di rumah ini, kebutuhan pokok seperti makan, minum, pakaian, dan akomodasi akan ditanggung sepenuhnya oleh lembaga.

Selain itu, terdapat ketentuan bahwa anak yang sudah diterima tidak diperbolehkan keluar sebelum jangka waktu lima tahun. Apabila pihak keluarga secara tiba-tiba menarik kembali anaknya sebelum masa tersebut, maka keluarga diwajibkan memberikan penggantian biaya perawatan selama lima tahun. Kebijakan ini juga berlaku bagi kasus anak yang ditelantarkan di jalan kemudian diserahkan ke rumah, agar tidak terjadi situasi di mana setelah beberapa tahun diasuh, pihak keluarga datang kembali dan mengambil anak tanpa pertanggung-jawaban. Dengan demikian, aturan ini dibuat untuk menjaga stabilitas pembinaan anak serta menghindari ketidakpastian yang dapat merugikan perkembangan anak asuh.

Rangkaian Pendidikan dan Aktivitas Harian Anak

– Subuh hingga Pagi
Jam 06.08 anak-anak melaksanakan salat Subuh berjamaah, dilanjutkan dengan membaca Ratib dan Yasin. Setelah itu, anak-anak setoran mengaji satu per satu kepada ustadz (Untuk anak laki-laki) dan ustadzah (Untuk anak perempuan). Kegiatan berikutnya adalah pelajaran Matematika, di mana anak-anak sudah mampu menguasai pembagian hingga pecahan.

-Pagi Menjelang Siang
Pukul 08.30 dilaksanakan salat Dhuha berjamaah. Dilanjutkan dengan sarapan pagi serta tugas kebersihan sesuai jadwal masing-masing anak.
Pukul 10.00–12.20 anak-anak mengikuti kelas homeschooling (Materi akademik dan pembelajaran ejaan baca tingkat 1–8). Setelah itu, makan siang bersama.

-Siang
Pukul 13.30 anak-anak melaksanakan salat Dzuhur berjamaah.Sebelum dan sesudah salat berjamaah, anak-anak membiasakan diri melaksanakan salat sunnah qobliyah dan ba’diyah. Setelah Dzuhur, anak-anak beristirahat hingga pukul 16.30.

-Sore
Pukul 16.30 anak-anak melaksanakan salat Ashar berjamaah (Juga diiringi salat sunnah qobliyah/ba’diyah). Setelah Ashar, anak-anak mengikuti aktivitas sosial dan bermain di lingkungan sekitar hingga menjelang makan sore pukul 18.30. Waktu Malaysia

-Malam
Pukul 19.00 anak-anak melaksanakan salat Maghrib berjamaah, diawali dengan membaca Ratib dan setelah salat Maghrib membaca surat-surat pilihan seperti Al-Waqi’ah, Al-Mulk, dan Al-Kahfi.
Pukul 20.00 anak-anak melaksanakan salat Isya berjamaah, dilanjutkan dengan kajian kitab hingga pukul 21.40. Setelah kegiatan malam selesai, anak-anak istirahat.
 
Pelatihan dan Keterampilan

Di Rumah Anak Yatim dan Asnaf Kanchong Darat, anak-anak tidak hanya mendapat pendidikan formal dan agama, tetapi juga dibekali dengan berbagai keterampilan hidup untuk bekal masa depan, di antaranya:

– Menjahit (Bersertifikat)
Anak-anak, terutama perempuan, mengikuti pelatihan menjahit. Hasil pelatihan ini bersertifikat sehingga bisa menjadi bekal keterampilan resmi yang diakui.

-Pembuatan Sabun (Teori dan Praktik)
Anak-anak mendapatkan pelatihan membuat sabun, baik dari sisi teori maupun praktik. Kegiatan ini lebih diminati oleh anak perempuan tapi dari laki laki juga ada yang mengikutinya

-Produksi Kripik (Pisang dan Singkong)
Bahan baku pisang dan singkong berasal dari hasil menanam sendiri oleh anak-anak laki-laki. Setelah panen, anak perempuan bertugas mengolah dan memasak kripik. Anak laki-laki berperan dalam menjual hasil olahan, terutama pada saat bulan Ramadhan. Penjualan biasanya dilakukan di sekitar masjid pada menjelang berbuka puasa sementara di luar Ramadhan kripik dibuat hanya jika ada pesanan.
 
Pendidikan Sosial dan Ekonomi melalui Pelatihan Keterampilan
 
Pelatihan keterampilan di Rumah Anak Yatim dan Asnaf Kanchong Darat tidak hanya berfungsi sebagai pengisi waktu luang, tetapi lebih jauh memiliki nilai pendidikan sosial dan ekonomi:

– Pendidikan Sosial
Kerjasama dan Gotong Royong: Anak-anak dilatih bekerja sama dalam setiap proses, mulai dari menanam, memanen, hingga mengolah dan menjual produk.
Pembagian Peran: Anak laki-laki lebih banyak di bidang menanam dan menjual, sedangkan anak perempuan di bidang mengolah dan produksi. Hal ini menanamkan rasa tanggung jawab sesuai kemampuan masing-masing.
Kedisiplinan dan Tanggung Jawab: Dengan adanya target panen dan produksi, anak-anak belajar pentingnya disiplin waktu, kerja tuntas, dan tanggung jawab terhadap hasil kerja.

– Pendidikan Ekonomi
Kemandirian Finansial: Melalui keterampilan menjahit, pembuatan sabun, dan produksi kripik, anak-anak dilatih untuk menghasilkan sesuatu yang bernilai jual. Pengalaman Wirausaha: Kegiatan menjual kripik di sekitar masjid terutama saat Ramadhan memberikan pengalaman nyata tentang proses jual beli, pemasaran, dan mengelola keuntungan. Pemanfaatan Sumber Daya Sendiri: Dengan menanam pisang dan singkong secara mandiri, anak-anak belajar tentang pengelolaan sumber daya, keberlanjutan, serta pentingnya tidak bergantung penuh pada pihak luar.

– Nilai Tambah Pendidikan
Keterampilan Hidup (Life Skill): Anak-anak memiliki bekal keterampilan praktis yang bisa digunakan ketika mereka dewasa. Sertifikasi (Menjahit) memberikan legitimasi formal yang bermanfaat untuk melanjutkan ke dunia kerja. Integrasi Pendidikan & Praktik: Kegiatan ini menjadi penghubung antara pendidikan formal/nonformal dengan keterampilan praktis yang aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
 
 
 
Kegiatan Sosial Anak Yatim dan Asnaf dengan Masyarakat

– Kegiatan Sosial Kemasyarakatan
Mengikuti kegiatan tahlil ketika ada undangan dari masyarakat.
Menghadiri dan membantu dalam acara kenduri (Syukuran atau doa bersama).
Turut serta dalam kegiatan Hari Kemerdekaan di kampung sekitar, seperti mengikuti lomba jika mendapatkan undangan. Jika tidak dapat undangan maka tidak harus mengikutinya

– Pengajian dan Kajian di Masjid Luar
Anak-anak mengikuti pengajian di masjid jika ada undangan dari masyarakat. Kajian kitab juga dilakukan di masjid yang jarak jauh (Sekitar 30 menit perjalanan), misalnya di Masjid Jendram, rutin setiap malam Kamis.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperluas wawasan keagamaan, membiasakan anak-anak berinteraksi dengan lingkungan masjid, dan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam mengikuti kajian di luar lembaga.
 
Program Dukungan Non pendidikan

– Bantuan Ekonomi dan Kemandirian
Lembaga memberikan dukungan ekonomi bagi anak-anak yang telah menjadi dewasa dan membutuhkan bantuan saat mencari pekerjaan. Misalnya, anak yang dulu menjadi asuh kini sudah besar, namun menghadapi kesulitan mendapatkan pekerjaan di luar, maka lembaga dapat memberikan bimbingan, referensi, atau bantuan modal awal.
Tujuan dukungan ini adalah agar anak-anak tetap mandiri dan mampu bertahan secara ekonomi setelah keluar dari lembaga.
 
Ekonomi di Rumah Anak yatim dan Asnaf
– Sumber Pendapatan Utama
Peternakan Sapi, Sumber pendapatan utama pendapat Rumah Anak yatim dan Asnaf yaitu menjual sapi, Setiap bulan Dzulhijjah (Idul Adha),  menjual minimal 100 ekor sapi, bahkan bisa sampai 200 ekor atau lebih. Penjualan sapi harus mendapat izin terlebih dahulu sebelum  dijual. Pendapatan dari penjualan sapi cukup untuk membiayai kegiatan lembaga selama satu tahun.
Dulunya sapi dikelola langsung oleh Abi Mulyana, kini pengelolaannya diambil alih oleh anak-anak Abi Mulyana sebagai pengurus.

– Sumber Pendapatan Sampingan
Kelapa Sawit: Dikelola langsung oleh Abi mulyana Usaha Catering: Dikelola oleh anak-anak Abi Mulyana sebagai usaha sampingan untuk mendukung keuangan
Tantangan dan Harapan
Tantangannya adalah ekonomi
Pendapatan bulanan lembaga sekitar 50.000 Ringgit. Pengeluaran tidak boleh mendekati 40.000 Ringgit, misalnya cukup sekitar 25.000 Ringgit untuk kebutuhan rutin. Sisanya disimpan sebagai cadangan/dana darurat, agar lembaga tetap stabil secara finansial dan mampu menghadapi kebutuhan mendesak.
 
Harapannya bisa menjaga kestabilan ekonomi sehingga semua program pendidikan, keterampilan, dan sosial tetap berjalan lancar. Anak-anak asuh dapat tumbuh menjadi mandiri, berakhlak baik, dan memiliki keterampilan yang berguna untuk masa depan. Hubungan lembaga dengan masyarakat tetap erat dan harmonis, sehingga kegiatan sosial dan ekonomi dapat berjalan berkesinambungan. Alumni atau anak yang sudah dewasa bisa mandiri secara ekonomi dengan bekal keterampilan dan dukungan yang diberi. Memilikii sekolah sendiri yang terdaftar secara resmi di pemerintah/kerajaan Malaysia, sehingga pendidikan anak-anak lebih formal dan terjamin legalitasnya,

Penulis: Candra Yulianto. Mahasiswa KKN International Tahun 2025 di Kanchong Darat Banting Selangor Malaysia  Semester VII Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah, IAIM Lumajang.

Artikulli paraprak

Artikel Terkait

PENGUMUMAN PBAK 2025

PENGUMUMAN PBAK 2025

Artikel Terbaru