Sabtu, April 19, 2025

Julia Boutros: Artis Nasionalis Pejuang dan Pejuang Nasionalis

Julia Boutros adalah penyanyi keturunan Palestina berkebangsaan Lebanon. Lahir di Beirut 1 April 1968. Penganut Kristen Armenia yang taat. Keluarga Julia selamat dari tragedi pembantaian Shabra-Shatila oleh Israel di Libanon. Sejak remaja Julia sudah suka musik & berguru kepada Fouad Fadel. Keterampilan musiknya dipengaruhi oleh aransemen musik Ziad Rahbani. Karakteristik khas musiknya banyak menggelorakan perjuangan nasionalisme Arab dengan penuh semangat dan patriotik.

Gelora musik Julia Boutros yang penuh semangat dengan lagu-lagu patriotik adalah bentuk perlawanan. Khususnya perjuangan menentang penjajahan Israel di Palestina. Lagu-lagu itu antara lain: Kebenaran itu Senjataku (الحق Ų³Ł„Ų§Ų­ŁŠ), Kekasihku (أحبائي), dan Ke mana Jutaan Bangsa Arab (ŁˆŁŠŁ† Ų§Ł„Ł…Ł„Ų§ŁŠŁŠŁ†). Semula lagu Kekasihku (أحبائي) adalah surat pujian kepada almarhum Syed Hasan Nasrullah pimpinan Hezbollah yg wafat 2 minggu lalu.

Surat itu lalu diubah menjadi lagu perjuangan patriotik dengan aransemen musik yang bergelora. Dari hasil dana yg terkumpul diberikan kepada para pejuang Palestina. Sedang lagu Ke mana Jutaan Bangsa Arab (ŁˆŁŠŁ† Ų§Ł„Ł…Ł„Ų§ŁŠŁŠŁ†) adalah gugatan terhadap pimpinan negara-negara Arab yang ngumpet dan surut membela perjuangan bangsa Palestina untuk menjadi negara merdeka. Khususnya kerajaan-kerajaan yang takut tekanan Amerika Serikat dan negaranya dikacaukan oleh intelijen Israel Mossad.

Walaupun bangsa Lebanon itu terdiri dari beragam suku, agama, dan banyak faksi politik. Ada Sunni, Syiah Amal pimpinan Nabieh Berri, Syiah Hizbollah pimpinan Hasan Nasrallah, Druz, dll. Walaupun terkadang juga bentrok di antara sesama mereka. Namun Julia Boutros konsisten terlibat aktif sebagai juru damai dalam perjuangan kesatuan bangsa, nasionalisme patriotik, keutuhan negara, dan kemerdekaan Palestina. Julia banyak diterima oleh semua kelompok & mampu mengatasi perbedaan yang ada di antara mereka.

Walaupun Lebanon itu beragam dan banyak faksi politik. Namun menghadapi Israel mereka semua bersatu dan pasti kompak. Mungkin karena masih ada tanah Lebanon yang dicaplok Israel. Mereka juga berkolaborasi dengan Syria yang tanah Golan masih dicaplok Israel. Juga tanah Tepi Barat dan Jalur Gaza yang masih diduduki Israel.

A. Hanief Saha Ghafur
Sekolah Kajian Stratejik & Global (SKSG), Universitas Indonesia

Artikel Terkait

Artikel Terbaru