Sabtu, Agustus 16, 2025

Rungrote Wittaya School: Sekolah Desa yang Mendunia (Catatan KKN Internasional IAIM Lumajang di Songkhla, Thailand)

Potret Wakil Rektor 1 IAIM Lumajang Farhanuddin Sholeh, M.Pd.I bersama Muhammad Husen, M.E saat mengantarkan 3 Mahasiswa KKN Internasional di Rungrote Wittaya School Thailand

Di sebuah sudut tenang Desa Ban Na, Chana District, Provinsi Songkhla, Thailand, lebih dari setengah abad silam, berdirilah sebuah madrasah kecil bernama Madrasatul Falah. Bangunannya sederhana, namun api semangat para pendidiknya membara. Anak-anak dari berbagai dusun—Ban Na, Khu, hingga Saphan Mai Kaen—datang menimba ilmu agama dan bahasa Arab. Ada yang menetap di asrama, ada pula yang pulang setiap hari, namun semua berbagi mimpi yang sama: menjadi insan berilmu dan berakhlak.

Selama kurang lebih satu dekade, madrasah ini dipimpin oleh Guru Abdul Ghoni Fikri, sosok yang sabar, tegas, dan penuh dedikasi. Beliau menanamkan nilai-nilai keimanan, akhlak mulia, serta rasa ingin tahu yang tak pernah padam. Setelah itu, tongkat estafet kepemimpinan beralih ke Tuan Mayamae Kaji, yang pada 12 September 1969 mendirikan sekolah secara resmi melalui izin nomor 432/2512. Sejak saat itu, lembar baru sejarah pendidikan di desa ini pun dimulai.

Perjalanan sekolah terus menanjak. Pada 1971, program umum diperluas, memberi peluang lebih luas bagi para siswa. Setahun kemudian, lahirlah nama baru: Rungrote Wittaya, simbol tekad untuk terus maju.

Memasuki era 1980–1990-an, sekolah mengalami lompatan besar. Kurikulum diperbarui, jenjang pendidikan bertambah dari SMP hingga SMA, dan pendidikan Islam diperkaya melalui kurikulum Ibtidaiyah dan Mutawassitah. Ilmu agama dan umum berpadu harmonis, membentuk generasi yang seimbang.

Abad ke-21 menjadi saksi semakin kuatnya pijakan sekolah ini. Tahun 2003, kurikulum pendidikan dasar modern mulai diterapkan. Dua tahun berselang, Rungrote Wittaya resmi menjadi sekolah amal di bawah naungan Masjid Ban Langa, membuka pintu pendidikan lebih lebar bagi masyarakat sekitar.

Tahun 2006 menjadi momentum penting: dibuka program Pendidikan Militer Siswa, sekolah bernaung di bawah Yayasan Darul Na’im, dan meraih Penghargaan Sekolah Teladan Nasional. Prestasi terus mengalir, termasuk gelar Sekolah Berwawasan Kesehatan Emas pada 2008.

Infrastruktur pun berkembang pesat. Tahun 2012 berdirilah gedung Al-Falah 1, disusul Al-Falah 2 pada 2017. Memasuki dekade 2020-an, kapasitas siswa melonjak menjadi 1.650 orang dengan 36 ruang kelas. Renovasi gedung, pembangunan lapangan rumput sintetis, pagar baru, hingga gerbang megah dilakukan pada 2021–2022, disertai perolehan sertifikasi mutu eksternal hingga 2026. Pada 2023, hadir gedung khusus Tahfiz Academic Program (TAP) untuk siswa penghafal Al-Qur’an.

Puncaknya, di tahun 2024, sekolah memiliki 4 gedung megah, 43 ruang kelas, kapasitas 2.035 siswa, dan tiga program unggulan: Pertama, SMO – Mengasah kemampuan sains dan matematika, membentuk nalar kritis dan analisis tajam, Kedua, ISP – Mengembangkan bakat olahraga, menumbuhkan disiplin, semangat kompetitif, dan kesehatan prima. Dan Ketiga, TAP – Membimbing siswa penghafal Al-Qur’an, menanamkan ketekunan, kesabaran, dan kekuatan spiritual.

Dengan kombinasi ini, Rungrote Wittaya bukan hanya mencetak siswa berprestasi akademik, tetapi juga membentuk generasi yang cerdas, sehat, dan berakhlak mulia.

Kini, pada 2025, pembangunan gedung tiga lantai berisi 12 kelas modern tengah berlangsung. Seragam sekolah yang berwarna kuning dan merah pun memiliki makna mendalam—kuning melambangkan kemakmuran, merah menggambarkan kekuatan dan ketabahan.

Motto sekolah, Membangun Pendidikan – Membina Akhlak – Meningkatkan Keimanan, terus mengiringi setiap langkah siswa. Lebih dari sekadar tempat belajar, Rungrote Wittaya adalah rumah pembentuk karakter, iman, dan akhlak, bekal menghadapi tantangan zaman.

Dengan perjalanan panjang lebih dari setengah abad, sekolah desa ini layak disebut sebagai salah satu lembaga pendidikan unggulan di Songkhla, bahkan menjadi inspirasi bagi sekolah-sekolah lain di Thailand.

Angga Pratama, Peserta KKN Internasional di Rungrote Wittaya School, Songkhla, Thailand Mahasiswa Semester IV Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syari’ah dan Ushuluddin IAIM Lumajang

Artikel Terkait

PENGUMUMAN PBAK 2025

PENGUMUMAN PBAK 2025

Artikel Terbaru