Lumajang – Institut Agama Islam (IAI) Miftahul Ulum Lumajang menggelar rangkaian kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) 2025 pada Rabu, 27 Agustus 2025, bertempat di Aula Putri kampus. Salah satu sesi penting dalam kegiatan ini diisi oleh Ketua Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (Kopri) Jawa Timur, Kholisatul Hasanah, S.Pd, dengan mengangkat tema “Perempuan dalam Perubahan Dunia Digital: Membangun Narasi Keilmuan dengan Nilai-Nilai Keislaman.”
Dalam pemaparannya, Kholisatul Hasanah menekankan bahwa perempuan memiliki peran strategis dalam membangun peradaban di era digital. Menurutnya, perkembangan teknologi yang sangat cepat harus diimbangi dengan penguatan literasi digital dan pemahaman keilmuan berbasis nilai-nilai Islam. Dengan demikian, generasi muda, khususnya mahasiswa, dapat menjadi agen perubahan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter islami.
“Di tengah derasnya arus informasi, perempuan dituntut mampu mengambil peran bukan hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen narasi keilmuan yang bermanfaat. Tentu dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam sebagai landasan moral,” ungkap Kholisatul Hasanah dalam penyampaiannya.
Ia juga memaparkan data menarik bahwa lebih dari 73% pengguna internet di Indonesia adalah perempuan (APJII, 2023), dan sebanyak 140 juta perempuan aktif di media sosial (We Are Social, 2024). Fakta ini menunjukkan bahwa perempuan memiliki posisi strategis sebagai aktor penting dalam dunia digital, baik sebagai kreator konten, pendidik, maupun penggerak komunitas online.
Meski demikian, Kholisatul juga menyoroti tantangan yang dihadapi perempuan di ruang digital, mulai dari maraknya hoaks, budaya instan, hingga tingginya angka pelecehan online. “Dengan adanya ilmu, kita bisa membedakan antara yang benar dan salah terutama dalam hal eksploitasi terhadap wanita,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya literasi digital Islami bagi mahasiswa baru agar mampu menyaring informasi, menjaga etika komunikasi, dan menghindari konten yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam. “Dalam strategi membangun narasi keilmuan, kita perlu memulai dari hal-hal kecil dalam dunia digital yang dapat berkontribusi pada pembangunan ilmu,” tambahnya.
Kuliah tamu ini juga menggarisbawahi perlunya penerapan nilai-nilai Islam seperti ilmu, akhlak, amanah, dan keadilan dalam aktivitas digital sehari-hari. Prinsip tabayyun (verifikasi informasi) sebagaimana ditegaskan dalam QS. Al-Hujurat ayat 6 menjadi kunci agar mahasiswa tidak mudah terjebak dalam penyebaran disinformasi.

Sebagai penutup, kegiatan ini disambut antusias oleh para mahasiswa baru yang mengikuti PBAK. Mereka mendapat wawasan baru mengenai bagaimana membangun identitas akademik dan kontribusi di ruang digital dengan cara yang positif, produktif, serta sesuai dengan ajaran Islam.
Melalui kegiatan PBAK 2025, IAI Miftahul Ulum Lumajang berharap mahasiswa dapat semakin termotivasi untuk mengembangkan potensi diri, berprestasi, serta memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat di era digital.
Pewarta: Alfi Aprilianingsih_UKM Jurnalistik
Editor: Nabila N.A

